HIPOSPADIA, FIMOSIS, DAN EPISPADIA
PADA ANAK
Disusun Oleh :
Danang Kurniawan 2010.152
II B
AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA
SURAKARTA
2011
I.
HIPOSPADIA
A. Pengertian
Hipospadia
adalah suatu kelainan konginetal genetalia eksterna lelaki akibat tidak
sempurnanya perkembangan uretra anterior, penis, dan prepusium. Tanda klinis
yang tampak adalah posisi abnormal orifisium uretra eksterna ( OUE ), adanya
kurvatura penis, dan adanya prepusium yang tidak menutupi keseluruhan gland
penis.
B. Etiologi
1.
Embriologi.
2. Maskulinisasi
inkomplit dari genetalia karena involusi yang prematur dari sel intersitisial
testis. ( kumpulan0askep.wordpress.com/ )
C. Patofisiologi
Fusi
dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga meatus
uretra terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat kelainan
letak meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada glans,
kemudian disepanjang batang penis, hingga akhirnya di perineum. Prepusium tidak
ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutup sisi dorsal dari glans.
Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral
menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
D.
Manifestasi Klinis
Aliran urin dapat membelok kearah atau
menyebar dan mengalir kembali sepanjang batang penis. Anak dengan hipospadia
penoskrotal atau perineal berkemih dalam posisi duduk.Pada hipospadia glanduler
atau koronal anak mampu untuk berkemih berdiri, dengan sedikit mengangkat penis
keatas.
E. Klasifikasi
Terdapat berbagai derajat penyakit, tergantung pada
posisi meatus uretra.
1.
Hipospadia Glandular
2.
Hipospadia Koronal
3.
Hipospadia Penis
4.
Hipospadia Penoskrotal
5.
Hipospadia Perineal
F. Akibat
Akibat yang bisa
ditimbulkan oleh hipospadia adalah :
1.
Masalah fertilitas
Dengan adanya chordee, hubungan
seks dapat terganggu, namun ejakulasi tidak.Korpus spongiosum yang berperan
pada ejakulasi tidak berkembang sempurna pada hipospadia berat.
2.
Masalah miksi / berkemih
Semakin berat
hipospadia semakin sulit penderita untuk berkemihsecara normal.
3.
Masalah psikoseksual.
G
. Penatalaksanaan
1. Koreksi
Bedah
Tujuan dari terapi
adalah membentuk penyesuaian dan panjang uretra adekuat, membuka pada ujung
glands, untuk memberikan orifisium yang tidak tersumbat yang diarahkan kedepan
untuk mencegah penyebaran dan memberikan penis yang cukup lurus untuk
memungkinkan hubungan seksual, koreksi dari deformitas biasanya dalam dua
stadium. Pembedahan pertama dilakukan jika anak berumur tiga tahun untuk
mengkoreksi korde. Dengan tujuan meluruskan penis dan menyiapkan jalan untuk
uretroplasti. Operasi kedua dilakukan beberapa bulan kemudian untuk membawa
orifisium sedekat mungkin pada ujung glands. Ini memerlukan diversi dari aliran
urin, biasanya melalui uretrostomi yang dibuat sementara pada perineum, melalui
uretrostomi folley kateter diinsersikan kedalam kandung kemih. Hal ini
memungkinkan penyembuhan luka. Kulit penis dibalik kedalam untuk membentuk tuba
urinarius yang baru.
2. Persiapan
pra bedah
3. Penatalaksanaan
pasca bedah :
a. Anak
harus tirah baring hingga kateter diangkat.
b. Baik
luka penis dan tempat luka donor dijaga tetap bersih dan kering.
c. Perawatan
kateter.
d. Pemeriksaan
urin untuk memeriksa kandungan bakteri.
e. Masukan
cairan yang adekuat untuk mempertahankan aliran ginjal dan mengencerkan toksin.
f. Pengangkatan
jahitan setelah 5 – 7 hari.
g. Orang
tua diberi saran mengenai setiap masalah yang menyangkut luka atau jika anak
mempunyai kesulitan untuk mengeluarkan urin.
II. FIMOSIS
A. Pengertian
Fimosis
adalah pembukaan prepusium yang kecil, sehingga prepusium tidak dapat ditarik
kebelakang glands penis. Mulut prepusium yang sangat sempit sering mengganggu
miksi, sehingga bayi mengejan bila berkemih. Pada parafimosis kulit luar penis
mengalami retraksi dibelakang korona glands sehingga tidak dapat ditarik ke
bawah, akibatnya segera terjadi pembengkakan serta perubahan warna glands
penis.
B. Etiologi
Fimosis
dapat terjadi dikarenakan adanya penyempitan pada ujung preputium karena
terjadi perlengketan dengan glans penis (tidak dapat ditarik ke proksimal)
sehingga pada saat miksi terjadi gangguan aliran urin dimana urin mengumpul di
ruang antara preputium dan glans penis (tampak menggelembung).
C. Patofisiologi
Fimosis
dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi alamiah
antara prepusium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan
berkembang dan debris yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul
didalam prepusium dan perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans penis.
Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat prepusium terdilatasi
perlahan-lahan sehingga prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke
proksimal.
Tapi
pada sebagian anak, prepusium tetap lengket pada glans penis, sehingga ujung
preputium mengalami penyempitan dan akhirnya dapat mengganggu fungsi miksi /
berkemih. Smegma terjadi dari sel-sel mukosa prepusium dan glans penis yang
mengalami deskuamasi oleh bakteri yang ada didalamnya.
D. Manifestasi
Klinis
1. Gangguan
aliran urin seperti sulit kencing, pancaran urin mengecil, menggelembungnya
ujung prepusium penis pada saat miksi dan menimbulkan retensi urin.
2. Higiene
lokal yang kurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium
(postitis), infeksi pada glans penis (balanitis) atau infeksi pada glans penis
dan prepusium penis (balanopostitis).
3. Kadang
ada benjolan lunak di ujung penis karena adanya korpus smegma (timbunan smegma
didalam sakus prepusium penis).
E.
Komplikasi
Komplikasi
yang mungkin terjadi termasuk ulserasi meatus. Ini terjadi sebagai akibat
amonia yang membakar epitel glands. Ulkus menimbulkan nyeri pada saat berkemih
dengan kadang – kadang adanya perkembangan perdarahan dan retensi urin.
Ulserasi meatus dapat menimbulkan stenosis meatus. Hal ini dapat diterapi dengan
meatotomi dan dilatasi.
F.
Penatalaksanaan
Prinsip terapi dan
manajemen perawatan pada fimosis adalah :
1.
Perawatan rutin.
2.
Menjaga kebersihan penis. Penis harus
dibasuh secara seksama dan bayi tidak boleh ditinggalkan berbaring dengan popok
basah dalm waktu yang lama.
3.
Fimosis dapat diterapi dengan membuat
celah dorsal untuk mengurangi obstruksi terhadap aliran keluar.
4.
Sirkumsisi.
III.
EPISPADIA
A. Pengertian
Epispadias
adalah kelainan bawaan dari alat kelamin eksternal dan bawah saluran kemih
akibat perkembangan yang tidak lengkap dari permukaan dorsal penis atau
klitoris dan dinding atas dari uretra yang karena itu terbuka. Akibatnya,
meatus uretra eksternal memiliki lokasi yang tidak biasa di titik variabel
antara leher kandung kemih dan puncak kepala penis.
B. Etiologi
1. Idiopatik.
2. Dapat
dihubungkan dengan faktor genetik, lingkungan atau pengaruh hormonal.
C. Patofisiologi
Pada anak
laki-laki yang terkena, penis biasanya luas, dipersingkat dan melengkung ke
arah perut (chordee dorsal). Biasanya, meatus terletak di ujung penis, namun
anak laki-laki dengan epispadias, terletak di atas penis. Dari posisi yang
abnormal ke ujung, penis dibagi dan dibuka, membentuk selokan. Seolah-olah
pisau dimasukkan ke meatus normal dan kulit dilucuti di bagian atas penis.
Klasifikasi epispadias didasarkan pada lokasi meatus pada penis. Hal ini dapat
diposisikan pada kepala penis (glanular), di sepanjang batang penis (penis)
atau dekat tulang kemaluan (penopubic). Posisi meatus penting dalam hal itu
memprediksi sejauh mana kandung kemih dapat menyimpan urin (kontinensia).
Semakin dekat meatus adalah dasar atas penis, semakin besar kemungkinan kandung
kemih tidak akan menahan kencing.
Dalam
kebanyakan kasus epispadias penopubic, tulang panggul tidak datang bersama-sama
di depan. Dalam situasi ini, leher kandung kemih tidak dapat menutup sepenuhnya
dan hasilnya adalah kebocoran urin. Kebanyakan anak laki-laki dengan epispadias
penopubic dan sekitar dua pertiga dari mereka dengan epispadias penis memiliki
kebocoran urin stres (misalnya, batuk dan usaha yang berat). Pada akhirnya,
mereka mungkin membutuhkan bedah rekonstruksi pada leher kandung kemih. Hampir
semua anak laki-laki dengan epispadias glanular memiliki leher kandung kemih
yang baik. Mereka dapat menahan kencing dan melatih bak normal. Namun, kelainan
penis (membungkuk ke atas dan pembukaan abnormal) masih memerlukan operasi
perbaikan.
Epispadias
adalah jauh lebih jarang pada anak perempuan, dengan hanya satu dari 565.000
terpengaruh. Mereka yang terpengaruh memiliki tulang kemaluan yang dipisahkan
untuk berbagai derajat. Hal ini menyebabkan klitoris tidak menyatu selama
perkembangan, sehingga kedua bagian klitoris. Selanjutnya, leher kandung kemih
hampir selalu terpengaruh. Akibatnya, anak perempuan dengan epispadias selalu
bocor urin stres (misalnya, batuk dan usaha yang berat). Untungnya, dalam
banyak kasus, perawatan bedah dini dapat menyelesaikan masalah ini.
D. Manifestasi
Klinis
1.
Uretra terbuka pada saat lahir, posisi
dorsal
2.
Terdapat penis yg melengkung ke arah
dorsal, tampak jelas pada saat ereksi
3.
Terdapat chordae
4.
Terdapat lekukan pada ujung penis
5.
Inkontinesia urin timbul pd epispadia penopubis (95%) dan penis
(75%) karena perkembangan yang salah dari sfingter urinarius.
E.
Klasifikasi
Tergantung
pada posisi meatus kemih dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk :
a. Balanica
atau epispadias kelenjar
adalah malformasi
terbatas pada kelenjar, meatus terletak pada permukaan, alur dari meatus di
puncak kepala penis. Ini adalah jenis epispadias kurang sering dan lebih mudah
diperbaiki.
b. Epispadias
penis
derajat pemendekan
lebih besar dengan meatus uretra terletak di titik variabel antara kelenjar dan
simfisis pubis.
c. Penopubica
epispadias
varian yang lebih parah
dan lebih sering. Uretra terbuka sepanjang perpanjangan seluruh hingga leher
kandung kemih yang lebar dan pendek.
F.
Penatalaksanaan
Bedah Teknik
Berbeda
dengan hipospadia di mana ada sejumlah besar teknik bedah yang menawarkan
pilihan terapi yang berbeda, karena koreksi epispadia termasuk alternatif bedah
dan hasil dari sudut pandang fungsional sering tidak memuaskan. Ketika
epispadias tidak terkait dengan inkontinensia urin perawatan bedah terbatas
pada rekonstruksi kepala penis dan uretra menggunakan plat uretra.
Ketika
epispadias dikaitkan dengan inkontinensia urin pengobatan menjadi lebih
kompleks. Dalam rangka meminimalkan dampak psikologis, usia yang paling cocok
untuk perbaikan bertepatan dengan tahun pertama atau kedua kehidupan.
Yang
penting untuk perbaikan epispadia sukses meliputi:
a. Pemanjangan
penis
b. Urethroplasty
c. Cakupan
cacat kulit dorsal penis
DAFTAR
PUSTAKA
Latief,
Abdul, et al. Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta : CV Sagung Seto, 2003.
Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik (
Principles of Paediatric Nursing ). Jakarta : EGC, 1993.
Trihono, Partini P. dan Asti Praborini. Pediatrics
Update. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2003.
kumpulan0askep.wordpress.com/
http://www.ipospadia.it/epispadia.htm
No comments:
Post a Comment