Monday, 28 March 2016

DIARE

DIARE

A.     Definisi
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau darah saja. (Suraatmaja, 2005).
Diare adalah keadaan di mana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses tidak berbentuk. (Sodikin, 2011).

B.     Klasifikasi
1.  Diare akut : diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
2.  Diare kronik : diare yang berlanjut sampai 2minggu atau lebih dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah selama masa diare tersebut.

C.     Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor
1.   Faktor infeksi
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
a.   Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.
b.   Infeksi virus : Enteroviru, Adenovirus, Rotavirus. Astrovirus.
c.  Infeksi parasit : Cacing ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris, strongyloides ); Protozoa (Etamoba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis ); jamur ( Candida albicans ).
2.   Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa ), monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa ).
b.   Malabsorbsi lemak
c.   Malabsorbsi protein
3.   Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.   Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.

D.     Tanda & Gejala
1.   Feses lunak, cair.
2.   Peningkatan frekuensi defekasi
3.   Kram perut
4.   Frekuensi bising usus meningkat

E.     Patofisologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

F.    Komplikasi
1.   Dehidrasi
2.   Hipokalemia
3.   Hipoglikemia
4.   Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase
5.   Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
6.   Malnutrisi energy

G.     Penatalaksanaan Medis & Keperawatan
Medis :
1.    Pemberian cairan : jenis caiaran,cara memberi cairan,jumlah pemberian cairan
2.    Dietetik (cara memberikan makanan)
3.    Obat – obatan
Keperawatan :
1.    Resiko terjadi gangguan siskulasi darah
2.    Kebutuhan nutrisi
3.    Risiko terjadi komplikasi
4.    Gangguan rasa aman dan nyaman
5.    Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakin

H.       Proses Keperawatan
1.   Pengkajian
a.   Identitas pasien atau biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan. Pada pasien diare akut sebagian besar adalah anak yang berumur dibawah 2 tahun. Insiden paling tinggi terjadi pada umur 6-11 bulan karena pada masa ini mulai diberikan makanan pedamping.
b.   Keluhan utama
Buang air besar lebih 3 kali sehari, BAB kurang 4 kali dan cair ( diare tanpa dehidrasi ), bab 4-10 kali dan cair ( dehidrasi ringan sedang ), atau BAB lebih dari 10 kali ( dehidrasi berat ). Apabila diare berlangsung kurang dari 14hari maka diare tersebut adalah diare akut, semntara apabila berlangsung 14 hari atau lebih diare adalah diare persisten.
c.   Riwayat penyakit sekarang
                 Menurut Suharyono ( 1999 )
·   Mula – mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang, atau tidak ada dan kemungkinan timbul diare
·   Tinja makin cair mungkin disertai lender atau lendir darah, warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
·   Anus dan daerah sekitar menjdai lecet akrena sering defekasi dan sifatnya makin lama makin asam
·    Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare
·   Apabila pasien telah banyak kelhilangan cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi mulai tampak.
d.   Riwayat kesehatan meliputi
·     Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih sering terjadi atau berakibat berat pada anak – anak dengan campak atau yang baru menderita campak dalam 4minggu terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan pada pasien
·     Riwayat alergi terhadap makanan atau obat – obatan  ( antibotik ) karena factor ini merupakna salah satu kemningkinan penyebab diare.
·   Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak yang berusia dibawah 2 tahun, biasanya batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi sebelum selama atau setelah diare.
e.   Riwayat nutrisi
                 Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi
·  Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat mengurangi resiko diare dan infeksi yang serius.
·  Pemberian susu formula apakah di buat menggunakan air masak dan diberikan dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih akan menimbulkan pencemaran
·   Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus atau minum biasa. Pada dehidrasi ringan atau sedang anak merasa haus ingin minum banyak sedangkan pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bias minum
f.    Pemeriksaan fisik
a.    Keadaan umum
Baik. Sadar, tanpa dehidrasi
Gelisah, rewel (dehidrasi ringan dan sedang)
Lesu, lunglai, atau tidak sadar
b.    Berat badan. Menurut S. Partono (1999), anak yang diare dengan dehidrasi biasanya mengalami penurunan berat badan.
c.    Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit dapat dilakukan pemeriksaan turgor yaitu dengan mencubit daerah perut menggunakan kedua ujung jari.
d.    Kepala
Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya biasanya cekung.
e.    Mata
Anak yang diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya normal. Apabila mengalami dehidrasi ringan/sedang, kelopak matanya cekung/cowong. Sedangkan bila mengalami dehidrasi berat, kelopak matanya sangat cekung.
f.     Mulut dan lidah
Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)
Mulut dan lidah sangat kering( dehidrasi berat)
g.    Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram, dan bising usu yang meningkat
h.    Anus apakah ada iritasi
i.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja baik secara makroskopi maupun mikroskopi dengan kultur
Test malabsobsi yang meliputi karbohidrat(pH, clini Test) lemak dan kultur urin
2.   Diagnosa yang bisa muncul
a.  Kekurangan volume cairan  berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
c.  Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi sekunder terhadap infeksi usus
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus gastrointestinal.
e.  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
f.   Cemas (takut) berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan tidak kenal, prosedur yang menimbulkan stres.
g.  Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan krisis situasi kurang pengetahuan.
3.    Perencanaan
a.   Diagnosa 1 : Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Tujuan : Kemampuan menjaga keseimbangan cairan tubuh baik dikompartemen intrasel maupun ekstrasel.
NOC :
1)    Cairan dalam 24 jam seimbang
2)    Tidak ada ascitesTidak ada oudem perifer
3)    Membran mukosa lembab
4)    Serum elektrolit dalam batas normal
NIC :
1)  Beri larutan rehidrasi oral
2)  Beri agensantimikroba sesuai ketentuan
3)  Setelah rehidrasi, berikan diet regular sesuai toleransi
4)  Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran
5)  Timbang berat badan untuk mengkaji hidrasi
6)  Kaji tanda – tanda vital.
b.   Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan  nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
Tujuan : jumlah intake makanan dan cairan dalam periode 24 jam
NOC :
1)      Intake nutrisi per oral
2)      Intake nutrisi per sonde
3)      Intake cairan per oral
4)      Intake cairan parenteral
NIC :
1)  Setelah rehidrasi, instruksikan ibu untuk melanjutkan pemberian ASI
2)  Hindari pemberian diet rendah energy dan protein, terlalu tinggi dalam karbohidrat dan rendah elektrolit
3)  Observasi dan catat respon terhadap pemberian makanan untuk megkaji toleransi pemberian makanan

4)  Instruksikan keluarga dalam pemberian diet yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap program terpeutik.

No comments:

Post a Comment